Mengapa Harus Salafi

Oleh : Al-Ustadz Abu Abdirrahman Thayib, Lc.   

 Sering kita mendengar pro dan kontra tentang istilah Salafi atau Salafiyah. Tapi seorang muslim yang bijak tidak akan mungkin mau memvonis sesuatu, ini salah atau benar kecuali berlandaskan ilmu dan bukti yang nyata. Allah ta'ala berfirman :   
ﻭَﻟﹶﺎ ﺗَﻘﹾ ﻣَﺴْﺌﹸﻮﻟﹰﺎ (  36) ﻒُ ﻣَﺎ ﻟﹶﻴْﺲَ ﻟﹶﻚَ ﺑِﻪِ ﻋِﻠﹾٌﻢ ِﺇﻥﱠ ﺍﻟﱠﺴﻤْﻊَ ﻭَﺍﻟﹾﺒَﺼَﺮَ ﻭَﺍﻟﹾﻔﹸﺆَﺍﺩَ ﹸﻛﻞﱡ ﺃﹸﻭﻟﹶﺌِﻚَ ﻛﹶﺎﻥﹶ َﻋﻨْﻪُ 
"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya."  (QS.Al-Isro' : 36)  Imam Bukhori v membuat suatu bab dalam shohihnya dengan judul "Ilmu itu sebelum berbicara dan berbuat". Oleh karena itulah mari kita pelajari hal-hal berikut ini :  
Asal kata "Salaf" dan "Salafi" dalam bahasa arab :  
Salaf secara bahasa artinya orang yang mendahului kita dengan ilmu, iman, keutamaan dan kebaikan. Ibnu Mandzur berkata dalam Lisanul arab 9/159 : "Salaf adalah orang yang mendahuluimu dari nenek moyang serta kerabatmu yang lebih diatasmu baik dari usia maupun keutamaan. Oleh karenanya generasi pertama umat ini dari kalangan tabi'in dinamakan salafush sholeh." Makna seperti diatas ini pernah dipakai oleh Rasulullah  ketika beliau berkata kepada putri beliau Fatimah – rodhiyallhu 'anha- :  ﻟﹶﻚِ ﻧِﻌﻢَ ﺍﻟَﺴﹶﻠﻒُ ﺃﹶﻧَﺎ   Artinya : "Sebaik-baik pendahulu bagimu adalah aku" (HR.Muslim)   Adapun secara harfiah/istilah, salaf berarti para sahabat, tabi'in, tabi'ut tabi'in dan yang mengikuti mereka dengan baik. Berkata Al-Qolsyaani dalam Tahriirul maqoolah min syarhil risalah : "Salafush sholeh adalah generasi pertama yang kokoh keilmuannya, yang mengikuti petunjuk Nabi  serta yang menjaga sunnah beliau. Allah memilih mereka untuk menemani Nabi-Nya serta untuk menegakkan agama- Nya. Para imam (kaum muslimin) ridho dengan mereka dan mereka telah berjuang di jalan Allah dengan sebenarnya, menyeru umat dan memberi manfaat kepada mereka serta mereka kerahkan jiwa mereka dalam rangka meraih keridhoan Allah. Allah telah memuji mereka dalam Al-Qur'an :    
ﻣُﺤَﱠﻤٌﺪ ﺭَُﺳﻮﻝﹸ ﺍﻟﻠﱠِﻪ ﻭَﺍﻟﱠﺬِﻳﻦَ َﻣَﻌﻪُ ﺃﹶﺷِﱠﺪﺍﺀُ ﻋَﻠﹶﻰ ﺍﻟﹾﻜﹸﻔﱠﺎﺭِ ﺭُﺣَﻤَﺎﺀُ ﺑَﻴْﻨَﻬُﻢْ  "Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka" (QS.Al-Fath : 29). Firman Allah yang lain :  
ﻟِﻠﹾﻔﹸﻘﹶﺮَﺍﺀِ ﺍﻟﹾﻤَُﻬﺎﺟِﺮِﻳَﻦ ﺍﻟﱠﺬِﻳﻦَ ﺃﹸﺧِْﺮﺟُﻮﺍ ﻣِﻦْ ﺩِﻳﺎﺭِﻫِﻢْ ﻭَﺃﹶﻣْﻮَﺍﻟِﻬِﻢْ ﻳَﺒْﺘَﻐُﻮﻥﹶ ﻓﹶﻀْﻠﹰﺎ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻠﱠِﻪ ﻭَﺭِﺿْﻮَﺍﻧًﺎ ﻭَﻳَﻨْﺼُﺮُﻭﻥﹶ ﺍﻟﻠﱠَﻪ ﻭَﺭَﺳُﻮﹶﻟﻪُ  (8) ﺃﹸﻭﻟﹶﺌِﻚَ ﻫُﻢُ ﺍﻟﱠﺼﺎﺩِﻗﹸﻮﻥﹶ " (Juga) bagi para fuqara yang berhijrah ya ng diusir dari kampung halaman dan dari harta benda mereka (karena) mencari karu nia dari Allah dan keridhaan (Nya) dan mereka menolong Allah dan Rasul-Nya. Mereka itulah orang-orang yang benar." (QS.Al-Hasyr : 8).  Di dalam ayat ini Allah menyebutkan orang-orang Muhajirin dan Anshor serta Allah puji para pengikut mereka dan Allah ridho dengan yang datang setelah mereka. Dan Allah mengancam orang-orang yang menyelisihi mereka serta memilih selain jalan mereka dengan adzab. Allah berfirman :   ﻭَﻣَﻦْ ﻳُﺸَﺎﻗِﻖِ ﺍﻟﱠﺮﺳُﻮﻝﹶ ﻣِﻦْ ﺑَﻌْﺪِ ﻣَﺎ ﺗَﺒَﱠﻴﻦَ ﹶﻟﻪُ ﺍﻟﹾﻬُﺪَﻯ ﻭَﻳَﱠﺘﺒِﻊْ ﻏﹶﻴْﺮَ ﺳَﺒِﻴﻞِ ﺍﻟﹾﻤُﺆِْﻣِﻨَﲔ ﻧَُﻮﱢﻟِﻪ ﻣَﺎ ﺗَﻮَﻟﱠﻰ َﻭﻧُﺼِْﻠِﻪ ﺟَﻬَﱠﻨﻢَ ﻭَﺳَﺎﺀَﺕْ  (  115)ﻣَﺼِﲑًﺍ " Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mu'min, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasinya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali. " (QS.An-Nisa' : 115)  Maka wajib mengikuti mereka serta menelusuri jejak mereka dan memohonkan ampun untuk mereka. Allah berfirman :   
ﻭَﺍﻟﱠﺬِﻳﻦَ ﺟَﺎﺀُﻭﺍ ﻣِﻦْ ﺑَﻌْﺪِﻫِﻢْ َﻳﻘﹸﻮﻟﹸﻮﹶﻥ ﺭَﱠﺑﻨَﺎ ﺍﻏﹾﻔِﺮْ ﻟﹶﻨَﺎ ﻭَﻟِﺈِﺧْﻮَﺍﻧِﻨَﺎ ﺍﻟﱠﺬِﻳﻦَ َﺳَﺒﻘﹸﻮﻧَﺎ ﺑِﺎﻟﹾﺈِﳝَﺎﻥِ ﻭَﻟﹶﺎ ﺗَﺠْﻌَﻞﹾ ﻓِﻲ ﻗﹸﻠﹸﻮﺑِﻨَﺎ ِﻏﻠًّ ﺎ ﻟِﻠﱠﺬِﻳﻦَ (  10) ﺀَﺍﻣَﻨُﻮﺍ ﺭَﱠﺑﻨَﺎ ﺇِﱠﻧﻚَ ﺭَﺀُﻭٌﻑ ﺭَﺣِﻴٌﻢ " Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdoa: "Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang". " (QS.Al-Hasyr : 10)."1  Adapun istilah Salafi atau Salafiyah adalah nisbat kepada salaf. Jadi arti Salafi itu sendiri adalah orang yang menapaki jejak salaf dan yang mengikuti petunjuk mereka. Berkata Abdul Karim As-Sam'ani :  "Salafi adalah nisbat kepada salaf dan menelusuri jalan mereka".2 Lajnah Daimah mengatakan : "Salafiyah adalah nisbat kepada salaf dan salaf itu adalah para sahabat Rasulullah  serta para imam petunjuk dari tiga generasi Islam yang pertama  yang telah dipuji oleh Rasulullah  dalam sabda beliau :                                                  1 Lihat kitab "Limaadza ikhtartu al-manhaj as-Salafi" hal.30-31 oleh Syaikh Salim bin 'Ied Al-Hilali – hafidzahullahu-. 2  Al-Ansaab 7/104. 
  َﺧﲑُ ﺍﻟ ﻳَﻠﹸﻮﻧَﻬُﻢ ﻨَﺎﺱِ ﻗﹶﺮﻧِﻲ ﹸﺛﻢﱠ ﺍﻟﺬِﻳﻦَ ﻳَﻠﹸﻮﻧَﻬُﻢ ﹸﺛﻢﱠ ﺍﻟﺬِﻳﻦَ   
 [Artinya : " Sebaik-baik generasi adalah gene rasiku (sahabat) kemudian setelah mereka (tabi'in) kemudian setelah mereka (Tabi'ut tabi'in)" (HR.Bukhori, Muslim dan Ahmad). Salafiyun jamak dari Salafi yang merupakan nisbat kepada salaf yang artinya orang-orang yang berjalan diatas manhaj salaf dengan mengikuti Al-Qur'an dan sunnah serta berdakwah kepada keduanya dan mengamalkannya, maka mereka itulah yang disebut sebagai ahlu sunnah wal jama'ah".3   Syaikh Abdul Aziz bin Baz v berkata : "Sesungguhnya salaf adalah generasi pertama dan yang mulia dari umat ini. Barangsiapa yang mengikuti jejak mereka dan berjalan diatas metode mereka maka dialah Salafi dan barangsiapa yang menyelisihi mereka maka dia adalah al-kholaf".4  
 Syaikh Sholeh bin Abdullah Al-'Abud –hafidzahullahu- berkata : "Yang dimaksud dengan Salafiyah adalah mengikuti jejak salafush sholeh dari umat ini yang mereka adalah ahlu sunnah wal jama'ah. Maka hal ini berarti ijma' yang bisa dijadikan hujjah/sandaran, karena mereka berada diatas sunnah Rasulullah  secara lahir maupun batin dan mengikuti jalannya para muhajirin dan anshor serta yang mengikuti mereka dengan baik."5   - Dalil-dalil wajibnya mengikuti salaf   
Mengikuti manhaj salaf bukanlah suatu hal yang mustahab (bila dikerjakan mendapat pahala dan bila ditinggalkan tidak mengapa), tapi mengikuti jejak mereka dalam segala bidang baik aqidah, ibadah, dakwah, jihad, muamalah, akhlak dan lain- lain adalah suatu kewajiban bagi yang menginginkan hidayah dan keselamatan didunia dan diakhirat.   
1- Allah ta'ala berfirman :  
             ﻭَﺍﻟﱠﺴﺎﺑِﻘﹸﻮﻥﹶ ﺍﻟﹾﺄﹶﱠﻭﻟﹸﻮﻥﹶ ﻣِﻦَ ﺍﻟﹾﻤَُﻬﺎﺟِﺮِﻳَﻦ ﻭَﺍﻟﹾﺄﹶﻧْﺼَﺎﺭِ ﻭَﺍﻟﱠﺬِﻳﻦَ ﺍﱠﺗﺒَﻌُﻮﻫُﻢْ ﺑِﺈِﺣْﺴَﺎﻥٍ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠﱠﻪُ ﻋَﻨْﻬُﻢْ َﻭَﺭﺿُﻮﺍ َﻋﻨْﻪُ ﻭَﺃﹶﻋَ   ﱠﺪ ﻟﹶﻬُـﻢْ (  100) ﺟَﱠﻨﺎﺕٍ ﺗَﺠْﺮِﻱ ﺗَﺤْﺘَﻬَﺎ ﺍﻟﹾﺄﹶﻧْﻬَﺎﺭُ ﺧَﺎﻟِﺪِﻳﻦَ ﻓِﻴﻬَﺎ ﺃﹶﺑَﺪًﺍ ﺫﹶﻟِﻚَ ﺍﻟﹾﻔﹶﻮْﺯُ ﺍﻟﹾﻌَﻈِﻴﻢُ " Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar. " (QS.At-Taubah : 100)  
Didalam ayat ini Allah memuji orang-orang yang mengikuti jejak salaf dari kalangan Muhajirin dan Anshor dan di dalamnya terdapat perintah akan wajibnya mengikuti                                                  3  Al-Lajnah Ad-daaimah lil buhust al-ilmiyah  no.1361. 4 Lihat ta'liq Syaikh Hamd At-Tuweijiri terhadap kitab Aqidah Hamawiyah hal.203  5  Aqidatusy Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab As-Salafiyah hal.195. 
mereka, karena keridhoan Allah tidak mungkin bisa diraih melainkan hanya dengan mengikuti mereka.  2- Allah ta'ala berfirman :  
ﻭَﻣَﻦْ ﻳُﺸَﺎﻗِﻖِ ﺍﻟﱠﺮﺳُﻮﻝﹶ ﻣِﻦْ ﺑَﻌْﺪِ ﻣَﺎ ﺗَﺒَﱠﻴﻦَ ﹶﻟﻪُ ﺍﻟﹾﻬُﺪَﻯ ﻭَﻳَﱠﺘﺒِﻊْ ﻏﹶﻴْﺮَ ﺳَﺒِﻴﻞِ ﺍﻟﹾﻤُﺆِْﻣِﻨَﲔ ﻧَُﻮﱢﻟِﻪ ﻣَﺎ ﺗَﻮَﻟﱠﻰ َﻭﻧُﺼِْﻠِﻪ ﺟَﻬَﱠﻨﻢَ ﻭَﺳَﺎﺀَﺕْ  ( 115)ﻣَﺼِﲑًﺍ ﻭَﻣَﻦْ ﻳُﺸَﺎﻗِﻖِ ﺍﻟﱠﺮﺳُﻮﻝﹶ ﻣِﻦْ ﺑَﻌْﺪِ ﻣَﺎ ﺗَﺒَﱠﻴﻦَ ﹶﻟﻪُ ﺍﻟﹾﻬُﺪَﻯ ﻭَﻳَﱠﺘﺒِﻊْ ﻏﹶﻴْﺮَ ﺳَﺒِﻴﻞِ ﺍﻟﹾﻤُﺆِْﻣِﻨَﲔ ﻧَُﻮﱢﻟِﻪ ﻣَﺎ ﺗَﻮَﻟﱠﻰ َﻭﻧُﺼِْﻠِﻪ (  115) ﺟَﻬَﱠﻨﻢَ ﻭَﺳَﺎﺀَﺕْ ﻣَﺼِﲑًﺍ " Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mu'min, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasinya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali. " (QS.An-Nisa' : 115) lihat penjelasan Al-Qolsyaani tentang ayat ini diatas.  3- Allah ta'ala berfirman :  
ﻓﹶﺈِﻥﹾ ﺀَﺍﻣَﻨُﻮﺍ ﺑِﻤِﺜﹾﻞِ ﻣَﺎ ﺀَﺍﻣَﻨْﺘُﻢْ ﺑِﻪِ ﻓﹶﻘﹶﺪِ ﺍﻫْﺘَﺪَﻭْﺍ ﻭَﺇِﻥﹾ ﺗَﻮَﻟﱠﻮْﺍ ﻓﹶﺈِﱠﻧﻤَﺎ ﻫُﻢْ ﻓِﻲ ﺷِﻘﹶﺎﻕٍ ﻓﹶﺴَﻴَﻜﹾﻔِﻴﹶﻜﻬُﻢُ ﺍﻟﻠﱠﻪُ َﻭﻫَُﻮ ﺍﻟﱠﺴﻤِﻴﻊُ ﺍﻟﹾﻌَﻠِﻴﻢُ )137(   " Maka jika mereka beriman kepada apa yang kamu telah beriman kepadanya, sungguh mereka telah mendapat petunjuk; dan jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (dengan kamu). Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS.Al-Baqoroh : 137)  
Allah menyebutkan dalam ayat ini bahwa hidayah itu hanya bisa diperoleh lewat jalannya para sahabat  . Hal ini juga dikatakan oleh Ibnul Qoyyim v dalam kitabnya Madaarijus saalikin 1/72-73 ketika menjelaskan apa yang dimaksud dengan shirotol mustaqiim dalam surat Al-Fatihah, beliau berkata : "Setiap yang lebih tahu tentang kebenaran dan yang lebih mengikuti kebenaran maka dialah yang lebih berhak mendapatkan shirotol mustaqim. Tidak diragukan lagi bahwa para sahabat Rasulullah  lebih berhak dengan hal ini dari pada Rofidhoh…Oleh Karena itulah para salaf mentafsirkan shirotol mustaqim dengan Abu Bakar dan Umar serta para sahabat Rasulullah , dan tafsir mereka inilah yang benar."  4- Rasulullah  bersabda dalam hadits Irbadh bin Sariyah  :  
ﻋَﻠﹶﻴ ﺍﻟﺮَﺍﺷِﺪِﻳﻦَ ﻜﹸﻢ ﺑِﺴُﱠﻨﺘِﻲ َﻭﺳُﱠﻨِﺔ ﺍﳋﹸﻠﹶﻔﹶﺎﺀِ ﺍﳌﹶﻬﺪِﻳِﲔَ  ,ﺑِﺎﻟﻨَﻮَﺍﺟِﺬِ َﺗَﻤﱠﺴﻜﹸﻮﺍ ﺑِﻬَﺎ ﻭَﻋَﱡﻀﻮﺍ ﻋَﻠﹶﻴﻬَﺎ  
Artinya : " Berpegang teguhlah dengan sunnahku dan sunnah para khulafaur rosyidin, pegang eratlah sunnah tersebut dengan gigi geraham kalian" (HSR.Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah dan lain-lain)  5- Rasulullah  bersabda :  
        ﺗَﻔﹶﱠﺮﻗﹶﺖ ﺍﻟﻴَﻬُﻮﺩُ ﻋَﻠﹶﻰ ﺇِﺣﺪَﻯ ﻭَﺳَﺒﻌِﲔَ ﻓِﺮﻗﹶﺔﹰ ﺃﹶﻭﺛِﻨﺘَﲔِ ﻭَﺳَﺒﻌِﲔَ ﻓِﺮﻗﹶﺔﹰ ,  ﻭَﺍﻟﻨَﺼَﺎﺭَﻯ ﻣِﺜﻞﹶ ﺫﹶﻟِﻚَ ,    ﻭَﺗَﻔﹶﱠﺮﻗﹶﺖ ﺃﹸﱠﻣﺘِﻲ ﻋَﻠﹶﻰ ﺛﹶﻼﹶﺙٍ ﻭَﺳَﺒﻌِﲔَ ﻓِﺮﻗﹶﺔﹰ (  ﻭَﻓِﻲ  ﺭِﻭَﺍﻳَﺔٍ)       ِﺇﻥﱠ ﺑَﻨِﻲ ﺇِﺳﺮَﺍﺋِﻴﻞﹶ ﺗَﻔﹶﱠﺮﻗﹶﺖ ﻋَﻠﹶﻰ ﺛِﻨﺘَﲔِ ﻭَﺳَﺒﻌِﲔَ ِﻣﻠﱠﹰﺔ ,      ﻭَﺗَﻔﹶﱠﺮﻗﹶﺖ ﺃﹸﱠﻣﺘِﻲ ﻋَﻠﹶﻰ ﺛﹶﻼﹶﺙٍ ﻭَﺳَـﺒﻌِﲔَ ِﻣﻠﱠﹰﺔ ,ﻭَﺍﺣِﺪَﺓﹰ ﻛﹸﱡﻠﻬُﻢ ﻓِﻲ ﺍﻟﻨَﺎﺭِ ِﺇﻻﱠ ِﻣﻠﱠﹰﺔ  , ﻗﹶﺎﻟﹸﻮﺍ : ﻭَﻣَﻦ ﻫِﻲَ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝﹶ ﺍﷲِ ﻗﹶﺎﻝﹶ) :ﻭَﺃﹶﺻﺤَ ﻣَﺎ ﺃﹶﻧَﺎ ﻋَﻠﹶﻴﻪِ ﺎﺑِﻲ(  Artinya : "Orang-orang Yahudi terpecah menjadi 71 atau 72 golongan dan orang- orang Nashrani seperti itu juga. Adapun umat ini terpecah menjadi 73 golongan" didalam riwayat lain disebutkan : "Sesungguhnya Bani Israil terpecah menjadi 72 golongan dan umatku terpecah menjadi 73 golongan semuanya di neraka kecuali satu. Para sahabat bertanya : siapa yang (selamat) itu wahai Rasulullah ? beliau menjawab : (Yang mengikuti aku dan para sahabatku)." (HR.Tirmidzi dengan sanad yang hasan)  6- Rasulullah  bersabda :  
ﺍﻗﺘَﺪُﻭﺍ ﺑِﺎﻟﻠﺬﹶﻳﻦِ ﻣِﻦ ﺑَﻌﺪِﻱ   :ﻭﻋَُﻤَﺮ  ﺃﹶﺑِﻲ ﺑَﻜﺮ  
Artinya : "Ikutilah jejak dua orang sesudahku : Abu Bakar dan Umar" (HR.Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad dan selainnya).  
7- Abdullah bin Mas'ud  seorang sahabat Rasulullah  berkata : "Barangsiapa yang ingin mencari suri tauladan yang baik maka jadikan yang telah meninggal sebagai suri tauladan, karena yang masih hidup tidak bisa dijamin selamat dari fitnah. Mereka adalah para sahabat Muhammad . Mereka adalah semulia-mulianya umat ini, yang paling baik hatinya, yang paling mendalam ilmunya, yang paling sedikit berlebih-lebihan. Mereka adalah sekelompok orang yang Allah pilih untuk menemani Nabi-Nya serta untuk menegakkan agama-Nya. Maka kenalilah jasa-jasa mereka dan ikuti jejak mereka serta berpegang teguhlah dengan akhlak serta agama mereka karena mereka berada diatas jalan yang lurus".6  8- Imam Al-'Auza'I v berkata : "Bersabarlah dirimu diatas sunnah, berhentilah sebagaimana mereka berhenti, dan katakanlah seperti apa yang mereka katakan serta cegahlah dari apa yang mereka cegah. Telusurilah jejak salafush sholeh".7   
9-  Imam ahlu sunnah wal jama'ah Ahmad bin Hambal v berkata didalam awal kitabnya ushulus sunnah : "Termasuk prinsip aqidah kita adalah berpegang teguh dengan metode para sahabat Rasulullah  serta mengikuti jejak mereka".  
10-  Ibnu Abil 'Izzi v berkata : "Mengikuti para sahabat adalah petunjuk sedangkan menyelisihi mereka adalah kesesatan".8   
-  Bolehkah kita memakai istilah Salafi atau Salafiyah ?                                                  6  Syarah Aqidah Thohawiyah 2/546 oleh Ibnu Abil 'Izzi Al-Hanafi. 7  Syarhu ushul I'tiqod ahlis sunnah wal jama'ah 1/154 oleh Al-Lalika'i 8  Syarah Aqidah Thohawiyah 2/244. 
  Allah  memerintahkan kita untuk bertanya kepada para ahli ilmu/ulama jika kita tidak mengetahui suatu permasalahan,   
(  7) ﻓﹶﺎﺳْﺄﹶﻟﹸﻮﺍ ﺃﹶﻫْﻞﹶ ﺍﻟﱢﺬﻛﹾﺮِ ﺇِﻥﹾ ﻛﹸﻨْﺘُﻢْ ﻟﹶﺎ ﺗَﻌْﻠﹶﻤُﻮﻥﹶ
" Maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui ". (QS.Al-Anbiya' : 7)   - Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah v berkata : "Tidak tercela orang yang menampakkan madzhab salaf dan dia menisbatkan diri kepadanya9 serta berbangga dengan madzhab salaf, bahkan wajib menerima hal tersebut menurut kesepakatan karena tidaklah madzhab salaf kecuali benar".10  
-  Imam Adz-Dzahabi v berkata : "Yang dibutuhkan oleh seorang Al-Hafidz (ahli hadits) adalah ketakwaan, kecerdasan, kepandaian dalam bahasa arab dan nahwu, kesucian hati, pemalu serta menjadi Salafi….".11  
-   Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz v pernah ditanya : Bagaimana pendapat anda terhadap orang yang menamakan dirinya Salafi dan Atsari, apakah in termasuk memuji diri ? Beliau menjawab : "Apabila dia benar-benar Atsari atau Salafi maka tidak mengapa. Hal ini seperti yang pernah dikatakan oleh para salaf dahulu : Fulan Salafi, fulan Atsari. Ini termasuk pujian yang harus dan wajib".12  
-   Syaikh Muhammad bin Sholeh Al-Utsaimin v berkata : "Ahlu sunnah wal jama'ah adalah para salaf sampai generasi terakhir. Barangsiapa yang berada diatas jalannya Nabi  dan para sahabatnya maka dialah Salafi".13  
-   Syaikh Sholeh bin Fauzan Al-Fauzan –hafidzahullahu- berkata : "Salafiyah adalah meniti jejak salaf dari kalangan sahabat, tabi'in dan generasi yang utama baik dalam aqidah, pemahaman, dan akhlak. Dan wajib bagi setiap muslim untuk mengikuti jalan mereka".14   
-   Syaikh Bakar bin Abdillah Abu Zaid –hafidzahullahu- berkata : "Jadilah engkau sebagai seorang Salafi yang menelusuri jejak salafush sholeh dari kalangan sahabat  dan yang mengikuti mereka dengan baik dalam permasalahan agama ini seperti tauhid, ibadah dan selainnya".15   
-  Syaikh Salim bin 'Ied Al-Hilali –hafidzahullahu- berkata : "Salafiyah adalah menisbatkan diri kepada salaf dan ini adalah nisbat terpuji kepada metode yang benar dan bukan membuat madzhab baru". Beliau juga berkata : "Salafiyah adalah  :
9  Maksud menisbatkan tersebut adalah dengan mengatakan "Salafi", wallahu a'lam. 10 Majmu' fatawa 4/149. 11 Lihat Siyar A'lamin Nubala' 13/380. Syaikh Salim Bin 'Ied Al-Hilali –hafidzahullahu- berkata dalam kaset ceramah beliau (Syarah ushulus sunnah oleh Imam Ahmad v bahwa Imam Adz-Dzahabi menyebutkan kata-kata Salafi dalam kitab beliau tersebut lebih dari 200 kali.  12  Lihat footnote kitab Al-Ajwibah Al-Mufidah 'an as-ilatil manahij al-jadiidah oleh Syaikh Sholeh Al- Fauzan –hafidzahullahu- hal.17. 13  Syarah Aqidah Al-Wasithiyah 1/54. 14  Al-Ajwibah Al-Mufidah hal.103-104. 15  Hilyah tholibil ilmi hal 28 dengan syarah Syaikh Al-Utsaimin. 
Islam yang murni dari percampuran kebudayaan kuno maupun peninggalan kelompok-kelompok sempalan, yang berdasarkan kepada Al-Qur'an dan sunnah serta pemahaman salafush sholeh".16     
Ciri-ciri Salafi sejati :  
Setelah dijelaskan diatas wajibnya mengikuti manhaj salafush sholeh serta disyariatkan/dibolehkannya menamakan diri sebagai Salafi, maka perlu disebutkan disini ciri-ciri utama seorang yang bisa dikatakan sebagai Salafi, ahli sunnah wal jama'ah, al-firqotun najiyah dan thoifah manshuroh :  1- Menjadikan Al-Qur'an dan sunnah sebagai pedoman hidup dalam segala perkara. 2- Memahami agama ini sesuai dengan pemahaman para sahabat terutama dalam masalah aqidah. 3- Tidak menjadikan akal sebagai landasan utama dalam beraqidah. 4- Senantiasa mengutamakan dakwah kepada tauhid ibadah (Seruan hanya Allah satu-satunya Dzat yang berhak disembah). 5- Tidak berdebat kusir dengan ahli bid'ah serta tidak bermajlis dan tidak menimba ilmu dari mereka. 6- Berantusias untuk menjaga persatuan kaum muslimin serta menyatukan mereka diatas Al-Qur'an dan sunnah sesuai pemahaman salafush sholeh. 7- Menghidupkan sunnah-sunnah Rasulullah  dalam bidang ibadah, akhlak dan dalam segala bidang kehidupan hingga merekapun terasing. 8- Tidak fanatik kecuali hanya kepada Al-Qur'an dan sunnah. 9- Memerintahkan kepada yang baik dan mencegah dari kemungkaran. 10- Membantah setiap yang menyelisihi syariat baik dia seorang muslim atau non muslim. 11- Membedakan antara ketergelinciran ulama ahli sunnah dengan kesesatan para dai-dai yang menyeru kepada bid'ah. 12- Selalu taat kepada pemimpin kaum muslimin selama dalam kebaikan, berdoa untuk mereka serta menasehati mereka dengan cara yang baik dan tidak memberontak atau mencaci-maki mereka. 13- Berdakwah dengan cara hikmah.17  14- Bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu agama yang bersumberkan kepada Al-Qur'an dan sunnah serta pemahaman salaf, sekaligus meyakini bahwa umat ini tidak akan menjadi jaya melainkan dengan ilmu tersebut. 15- Bersemangat dalam menjalankan Tashfiyah (membersihkan Islam dari kotoran-kotoran yang menempel kepadanya seperti syirik, bid'ah, hadits-hadits lemah dan lain sebagainya) dan Tarbiyah 
                                                 
16  Limadza ikhtartu al-manhaj As-Salafi hal.34. 17  Diantara makna hikmah adalah meletakkan sesuatu pada tempatnya. Oleh karena itu dakwah tidak selalu dengan lemah lembut tapi terkadang harus dengan sikap tegas dan keras, semuanya disesuaikan dengan keadaan. (Lihat Ad-Dakwah ilallahu oleh Syaikh Abdul Aziz bin Baz v dan Min ma'alimil manhaj an-nabawi fid dakwah ilallahu oleh Syaikh Muhammad Musa Alu Nashr). 
(mendidik umat diatas Islam yang murni terutama dalam bidang tauhid).18   

Kesimpulan :  
1- Wajib mengikuti pemahaman salaf dalam beragama. 2- Disyariatkan/dibolehkan menamakan diri Salafi jika memang memiliki ciri-ciri diatas. 3- Salafiyah bukan kelompok seperti jama'ah tabligh, ikhwanul muslimin, hizbut tahrir atau yang lainnya yang memiliki pendiri dan tahun pendirian, tapi Salafiyah hanyalah metode yang berlandaskan kepada pemahaman salafush sholeh dari kalangan sahabat, tabi'in dan tabi'ut tabi'in yang tidak memiliki pemimpin melainkan Rasulullah  4- Manhaj/metode salaf adalah benar, adapun individunya bisa salah bisa benar (tidak maksum). 5- Istilah Salafi bukan hal baru dalam sejarah Islam.      


18 Lihat perinciannya dalam kitab Irsyadul Barriyah ila Syar’iyyatil Intisab Lissalafiyyah oleh Abu Abdissalam Hasan bin Qosim Al-Husaini as-Salafi Hal. 30-58. 

Kesempurnaan Ibadah dalam Islam - Bagian 1

Kesempurnaan Islam Dan Bahaya Bid'ah 1/4
Kamis, 19 Februari 2004 20:18:29 WIB
Kategori : Bid'ah
Sumber : http://almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=247

KESEMPURNAAN ISLAM DAN BAHAYA BID'AH

Oleh
Syaikh Muhammad bin Shaleh Al-'Utsaimin

Bagian Pertama dari Empat Tulisan [1/4]

Pendahuluan
Segala puji milik Allah Subhanahu wa Ta'ala. Kita memujinya, memohon ma'unah dan maghfirah-Nya, bertaubat dan berlindung kepada-Nya dari kejahatan diri keburukan amal perbuatan kita. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah maka tiada yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang disesatkannya maka tiada yang dapat menunjukinya.

Aku bersaksi bahwa Tuhan yang berhak di sembah selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya. Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam diutus Allah dengan membawa petunjuk dan agama yang haq. Beliaupun telah menyampaikan risalah, melaksanakan amanah, tulus dan kasih kepada umat, serta berjihad di jalan Allah dengan sebenar-benarnya sampai beliau berpulang ke rahmat-Nya, sedang umatnya beliau tinggalkan pada jalan yang terang benderang, siapa yang menyimpang darinya pasti binasa.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah menerangkan segala kebutuhan umat dalam berbagai aspek kehidupan mereka, sebagaimana yang dikatakan oleh Abu Dzar Radhiyallahu 'anhu : "Tidak ada yang diabaikan oleh Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, sampai burung yang mengepakkan sayapnya di langit, melainkan beliau telah mengajarkan kepada kami tentang ilmunya".

Ada seorang musyrik bertanya kepada Salman Al-Farisi Radhiyallahu 'anhu : " Apakah Nabi kalian mengajarkan sampai tentang tatacara buang hajat ..? Salman menjawab : 'Ya, beliau telah melarang kami menghadap kiblat ketika buang hajat, dan membersihkan hajat dengan kurang dari tiga batu, atau dengan tangan kanan atau dengan kotoran kering atau dengan tulang".

Allah Telah Menjelaskan Ushul dan Furu' Agama Dalam Al-Qur'anul Karim
Anda tentu tahu bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menjelaskan dalam Al-Qur'an tentang ushul (pokok-pokok) dan furu' (cabang-cabang) agama Islam. Allah telah menjelaskan tentang tauhid dengan segala macam-macamnya, sampai tentang bergaul sesama manusia seperti tatakrama pertemuan, tatacara minta izin dan lain sebagainya. Sebagaimana firman Allah Ta'ala.

"Artinya : Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu : 'Berlapang-lapanglah dalam majlis', maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu" [Al-Mujaadalah : 11].

Dan firman-Nya.
"Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum minta izin dan memberi salam kepada penghuninya, yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu selalu ingat. Jika kamu tidak menemui seseorang di dalamnya, maka janganlah kamu masuk sebelum kamu mendapat izin. Dan jika dikatakan kepadamu : 'Kembalilah !' maka hendaklah kamu kembali. Itu lebih bersih bagimu, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan". [An-Nuur : 27-28].

Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menjelaskan pula kepada kita dalam Al-Qur'an tentang cara berpakaian. Firman-Nya.
"Artinya : Dan perempuan-perempuan tua yang telah terhenti (dari haid dan mengandung) yang tiada ingin kawin (lagi) tiadalah atas mereka dosa menanggalkan pakaian mereka[1] dengan tidak (bermaksud) menampakkan perhiasan" [An-Nuur : 60].

"Artinya : Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mu'min : 'Hendaklah mereka mengulurkan jilbanya[2] ke seluruh tubuh mereka'. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha penyayang". [Al-Ahzaab : 59].

"Artinya : Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasaan yang mereka sembunyikan". [An-Nuur : 31]

"Artinya : Dan bukankah kebajikan memasuki rumah-rumah dari belakangnya[3], akan tetapi kebajikan itu ialah kebajikan orang yang bertakwa, dan masuklah ke rumah-rumah itu dari pintu-pintunya". [Al-Baqarah : 189].

Dan masih banyak lagi ayat seperti ini, yang dengan demikian jelaslah bahwa Islam adalah sempurna, mencakup segala aspek kehidupan, tidak perlu ditambahi dan tidak boleh dikurangi. Sebagaimana firman Allah Ta'ala tentang Al-Qur'an.
"Artinya : Dan Kami turunkan kepadamu kitab (Al-Qur'an) untuk menjelaskan segala seuatu". [An-Nahl : 89].

Dengan demikian, tidak ada sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia baik yang menyangkut masalah kehidupan di akhirat maupun masalah kehidupan di dunia, kecuali telah dijelaskan Allah dalam Al-Qur'an secara tegas atau dengan isyarat, secara tersurat maupun tersirat.

Adapun firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat-umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun di dalam al-kitab. Kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan". [Al-An'aam : 38].

Ada yang menafsirkan ''Al-Kitab" disini adalah Al-Qur'an. Padahal sebenarnya yang dimaksud yaitu "Lauh Mahfuzh" . Karena apa yang dinyatakan Allah Subhanahu wa Ta'ala tentang Al-Qur'an dalam firman-Nya : "Artinya : Dan Kami turunkan kepadmu kitab (Al-Qur'an) untuk menjelaskan segala sesuatu". lebih tegas dan lebih jelas daripada yang dinyatakan dalam firman-Nya : "Artinya : Tidaklah Kami alpakan sesuatupun di dalam al-kitab".

Mungkin ada orang yang bertanya : "Adakah ayat di dalam Al-Qur'an yang menjelaskan jumlah shalat lima waktu berikut bilangan raka'at tiap-tiap shalat ? Bagaimanakah dengan firman Allah yang menjelaskan bahwa Al-Qur'an diturunkan untuk menerangkan segala sesuatu, padahal kita tidak menemukan ayat yang menjelaskan bilangan raka'at tiap-tiap shalat ?".

Jawabnya : Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menjelaskan di dalam Al-Qur'an bahwasanya kita di wajibkan mengambil dan mengikuti segala apa yang telah disabdakan dan ditunjukkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Hal ini berdasarkan atas firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah" [An-Nisaa : 80].

"Artinya : Dan apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah". [Al-Hasyr : 7].

Maka segala sesuatu yang telah dijelaskan oleh sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, sesungguhnya Al-Qur'an telah menunjukkannya pula. Karena sunnah termasuk juga wahyu yang diturunkan dan diajarkan oleh Allah kepada Rasulullah Shalallallahu 'alaihi wa sallam. Sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya.
"Artinya : Dan Allah telah menurunkan Al-Kitab (Al-Qur'an) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) kepadamu". [An-Nisaa : 113].

Dengan demikian, apa yang disebutkan dalam sunnah maka sebenarnya telah disebutkan pula dalam Al-Qur'an.

[Disalin dari buku Al-Ibdaa' fi Kamaalis Syar'i wa Khatharil Ibtidaa', edisi Indonesia Kesempurnaan Islam dan Bahaya Bid'ah, karya Syaikh Muhammad bin Sholeh Al-'Utsaimin, penerjemah Ahmad Masykur MZ, penerbit Yayasan Minhajus Sunnah, Bogor - Jabar.]
_________
Foote Note.
[1] Maksudnya : Pakaian luar, yang kalau dibuka tidak menampakkan aurat.
[2] Jilbab sejenis baju kurung yang lapang yang dapat menutup kepala, muka dan dada.
[3] Pada masa Jahiliyah, orang-orang yang berihram di waktu haji mereka memasuki rumahnya dari belakang, bukan dari depan. Hal ini ditanyakan oleh para sahabat kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, maka turunlah ayat ini sebagai pnejelas.

Apa itu Musyrik


MUSYRIK ADALAH MENDUAKAN ALLOH ATAU MENYEKUTUKAN ALLOH SWT

YAITU DIA BERIBADAH KEPADA ALLOH TETAPI MASIH BERSANDAR TERHADAP SESUATU YANG DIANGGAP DAPAT MEMBERIKAN BANTUAN. DAN INI DIANGGAP PERBUATAN MUSYRIK KEPADA ALLOH SWT.
PERBUATAN MUSYRIK INI BANYAK JENISNYA SEPERTI : TABARUK, TAMIMAH, RIYA, GHULUW, TATHAYYUR, BERSUMPAH DENGAN SELAIN NAMA ALLOH DAN BANYAK LAGI".

"TABARUK" YAITU MENGGANTUNGKAN NASIB KEPADA SESUATU SELAIN ALLOH SEPERTI MEMINTA KEBERKAHAN KEPADA BATU, GUNUNG, TEMPAT YANG DIKERAMATKAN, BINATANG, POHON, MANUSIA DAN LAIN SEBAGAINYA. TABARUK ITU BERMACAM-MACAM ANTARA LAIN :

- TABARUK KEPADA BATU, ARTINYA MENGANGGAP BATU CINCIN ATAUPUN LAINNYA MENDATANGKAN KEWIBAWAAN, ILMU PELET, MENDATANG RIZKI DSB.

- TABARUK KEPADA GUNUNG, MEMPERCAYAI BAHWA GUNUNG YANG DIANGGAP KERAMAT BISA MENDATANGKAN KEBERUNTUNGAN, SEHINGGA ORANG MENYEBUTNYA GUNUNG SEBAGAI TEMPAT PEMUJAAN.

- TABARUK TERHADAP TEMPAT, ARTINYA JIKA SESEORANG MENDATANGI TEMPAT APAKAH ITU KAMPUNG, MAKAM, DANAU DENGAN PERINTAH SECARA MISTIK DIANGGAP BISA MENDATANGKAN KEBERKAHAN. 

- TABARUK TERHADAP MANUSIA, MANUSIA DIANGGAP BERTUAH DENGAN MANTRA-MANTRA ATAU DOA-DOANYA BISA MENDATANGKAN KEBERUNTUNGAN, SEPERTI DUKUN, AHLI NUJUM, AHLI SIHIR DAN LAIN-LAIN DARI MANUSIA YNAG MENGANGGAP DIRINYA BERTUAH, SEPERTI KATA-KATA MEREKA " KALAU BUKAN SAYA KAMU TIDAK AKAN MENJADI KAYA", INILAH SALAH SATU SIFAT FIR'AUN YANG DIMILIKINYA.

TABARUK TERHADAP BINATANG, POHON JUGA SAMA-SAMA MEREKA MENGANGGAP POHON DIANGGAP AJAIB BISA MENDATANGKAN KEBERKAHAN. SEAKAN MEREKA LUPA BAHWA SEMUA MAHLUK HIDUP ADA PENCIPTA-NYA. JADI YANG MEMBERIKAN KEBERKAHAN ITU SIAPA, KALAU GUNUNGNYA MELETUS, POHONNYA TUMBANG ATAU TANAHNYA GEMPA, APAKAH ADA ANGGAPAN BAHWA APA YANG DISANDARINYA ITU MEMBAWA KEBERKAHAN, PASTI JAWABANNYA MASIH ADA, DI TEMPAT LAIN MASIH BANYAK. ATAU KETIKA PENYEMBAH PATUNG ATAU BERHALA KETIKA PATUNG ITU TUBUHNYA BERANTAKAN KARENA GEMPA, PASTI MENGATAKAN MASIH BANYAK PARA TUKANG PAHAT  UNTUK MEMBUAT BERHALA YANG LEBIH BARU LAGI. BAGAIMANA TIDAK DISEMBAH-SEMBAH, DENGAN ADANYA PATUNG-PATUNG   ITU MEREKA MERASA BANGGA DAN KAGUM, SEMENTARA MEREKA TIDAK TAHU SI PEMBUAT PATUNGNYA ITU SIAPA?". NAH INILAH MALAPETAKA YANG TIDAK MUNGKIN BISA DIHILANGKAN DALAM TRADISI JAHILIAHNYA, KARENA MEREKA PERCAYA INI ADALAH HASIL JERIH PAYAH NENEK MOYANG YANG TIDAK BISA DIHILANGKAN BEGITU SAJA. 

DAN PERBUATAN TABARUK INILAH YANG DIMAKSUD PERBUATAN MUSYRIK, YAITU MENGANGGAP SELAIN ALLOH BISA MENYAMAI ATAU MELEBIHI KEKUASAAN ALLOH. YANG MEREKA KATAKAN " DENGAN MEMINTA KEPADA ALLOH TIDAK DIKABULKAN, TERNYATA MINTA KEPADA GUNUNG, POHON, BINATANG, TEMPAT-TEMPAT DAN MANUSIA ITU SENDIRI KO BISA..." BERARTI MENGANGGAP CIPTAAN ALLOH LEBIH BISA DAN LEBIH PANDAI.

PADAHAL DENGAN BERTABARUK SEPERTI ITU, NANTI DI HARI KIAMAT AKAN MENDATANGKAN AZAB TERHADAP PELAKUNYA, KARENA YANG DITABARUKNYA AKAN MENGHUJAT..."

MELALUI PENJELASAN KITAB TAUHID YANG DITULIS OLEH SYEKH MUHAMMAD BIN ABDUL WAHAB PADA BAB 9, ALLOH SWT BERFIRMAN YANG ARTINYA :

BERITAHUKANLAH KEPADAKU (HAI ORANG-ORANG MUSYRIK) TENTANG AL LATA DAN AL 'UZZA DAN MANAT YANG KETIGA YANG PALING TERKEMUDIAN? APAKAH (PATUT) UNTUK KALIAN (ANAK) LAKI-LAKI DAN UNTUK ALLOH (ANAK) PEREMPUAN? YANG DEMIKIAN ITU TENTULAH SUATU PEMBAGIAN YANG TIDAK ADIL. ITU TIDAK LAIN HANYALAH NAMA-NAMA YANG KALIAN DAN BAPAK-BAPAK KALIAN MENYEBUTNYA; ALLOH TIDAK MENURUNKAN SUATU SULTHAN'-PUN (HUJJAH TENTANGNYA). TIDAKLAH YANG MEREKA IKUTI SELAIN SANGKAAN-SANGKAAN DAN APA YANG DIINGINI OLEH HAWA NAFSU MEREKA. DAN SESUNGGUHNYA TELAH DATANG HIDAYAH KEPADA MEREKA DARI RABB MEREKA (AN-NAJM : 19-23). 

FAEDAH DARI AYAT TERSEBUT :

1. BERTABARUK KEPADA PEPOHONAN, BEBATUAN DSB ADALAH SYIRIK
2. DISYARIATKANNYA MENDEBAT KAUM MUSYRIKIN UNTUK MEMATAHKAN KESYRIKAN DAN MENEGAKKAN TAUHID.
3. SEBUAH HUKUM TIDAKLAH DITETAPKAN KECUALI DENGAN DALIL DARI KITAB YANG DITURUNKAN ALLOH, TIDAK BOLEH SEKEDAR SANGKAAN DAN HAWA NAFSU.
4. ALLOH TELAH MENEGAKKAN HUJJAH MELALUI PARA RASUL YANG DIUTUS DAN KITAB-KITAB YANG DITURUNKANNYA.

KESYIRIKAN INI BUKAN HANYA PERBUATAN TABARUK JUGA PERBUATAN LAIN SEPERTI TAMIMAH MENJADIKAN JIMAT TERHADAP BENDA-BENDA YANG DIANGGAP BERTUAH SEPERTI : KERIS, BATU CINCIN, ISIM (KAIN YANG DITULISI LAPAZ HURUF ARAB ATAU BAHASA LAINNYA) DAN LAIN SEBAGAINYA.

FIRMAN ALLOH SWT DAN HADITS-HADITS LARANGAN UNTUK MEMAKAI TAMIMAH :

DALAM SURAT AZ-ZUMAR AYAT 38 ALLOH BERFIRMAN YANG ARTINYA: 

KATAKANLAH ; MAKA KABARKANLAH KEPADAKU TENTANG APA YANG KAMU SERU (IBADAHI) SELAIN ALLOH, JIKA ALLOH HENDAK MENDATANGKAN KEMUDHARATAN (BAHAYA /MALAPETAKA) KEPADAKU, APAKAH BERHALA-BERHALAMU ITU DAPAT MENGHILANGKAN KEMUDHARATAN ITU, ATAU JIKA ALLOH HENDAK MEMBERI RAHMAT KEPADAKU, APAKAH MEREKA DAPAT MENAHAN RAHMATNYA? KATAKANLAH " CUKUPKANLAH ALLOH BAGIKU " KEPADA - NYALAH BERTAWAQAL ORANG-ORANG YANG BERSERAH DIRI (AZ-ZUMAR:38).

KEMUDIAN HADITS RIWAYAT AHMAD DARI SAHABAT UQBAH BIN AMIR SECARA MARFU: BARANG SIAPA YANG MENGGGANTUNGKAN TAMIMAH (JIMAT) MAKA SEMOGA ALLOH SWT TIDAK AKAN MENYEMPURNAKAN URUSANNYA. BARANG SIAPA YANG MENGGANTUNGKAN WAD'AH (BENDA LAUT SERUPA RUMAH KERANG UNTUK MENGHINDARI PENYAKIT 'AIN) MAKA SEMOGA ALLOH SWT TIDAK AKAN MENENANGKAN (MERINGANKAN) APA YANG DIA TAKUTKAN".

PADA RIWAYAT LAIN :

BARANG SIAPA YANG MENGGANTUNGKAN TAMIMAH MAKA DIA TELAH BERBUAT SYIRIK.

ORANG YANG BERTABARUK ATAU BERTAMIMAH INI HIDUPNYA ITU TIDAK AMAN DAN NYAMAN, KARENA TAKUT KEHILANGAN JIMAT ATAU SESUATU YANG DITABARUKINNYA. SEPERTI JIKA DIA MELAKSAKNAKAN PEKERJAAN KEMUDIAN TIDAK MENDATANGKAN KEBERUNTUNGAN KARENA KETINGGALAN JIMATNYA, MAKA MEREKA BERCELOTEH " WAH KARENA BATU CINCINKU KETINGGALAN, AKU NGGAK DAPAT DUIT HARI INI.." INI SAKING CINTA-CINTANYA BERTABARUK, HINGGA BENDA SAJA DIANGGAP TUHAN. PADAHAL ITU KAN BUATAN MANUSIA KEMUDIAN DIDALAMNYA ADA APA  SIH, PALING ADA JIN ATAU SYETAN ATAU LEBIH SOPAN MEREKA KATAKAN KHODAM.

KEMUDIAN KALAU BATU CINCINNYA DIPALU HINGGA PECAH, KEMUDIAN SETELAH BATUNYA PECAH TAK BERGUNA, APAKAH MEREKA MENANGIS KARENA YANG MENJADI TAMIMAHNYA MATI ATAU KABUR DISEBABKAN RUMAHNYA RUSAK, TIDAK.., MEREKA TIDAK MENANGIS.

PASTI MEREKA AKAN LEBIH HEBAT LAGI MENCARI SESUATU DIANGGAP TUHAN SELAIN ALLOH SWT. SEBAGAI PENGGANTINYA, BARU SETELAH MEREKA DIBERIKAN AZAB ATAU MALAPETAKA DAN AZAL MENJEMPUT MEREKA SADAR, BAHWA SEGALA SESUATU YANG MEMBERIKAN KEBERKAHAN DAN KEBERUNTUNGAN BUKAN BENDA YANG DIANGGAP TUHAN, MEREKA BISA SAJA MENYEBUT YANG MEMBERIKAN KEKUASAAN ADALAH ALLOH SWT, ITU KALAU BERTOBAT. KALAU SAMA  SEKALI TIDAK INGAT ALLOH, MAKA CELAKALAH--CELAKALAH...CELAKALAH.. MEREKA.

MATI DALAM KEADAAN MUSYRIK MAKA NERAKALAH TEMPATNYA, SEBAGAIMANA HADITS ROSULULLOH SAW :

DALAM SEBUAH RIWAYAT MUSLIM DARI JABIR RODIYALLOHUAN BAHWA ROSULULLOH SAW BERSABDA " BARANG SIAPA MENEMUI ALLOH SWT DALAM KEADAAN TIDAK MENYEKUTUKANNYA DENGAN SESUATUPUN, PASTI DIA MASUK SYURGA. DAN BARANG SIAPA YANG MENEMUI ALLOH SWT DALAM KEADAAN MENYEKUTUKAN-NYA DENGAN SESUATU PASTI DIA MASUK NERAKA."

HADITS LAIN :
DARI IBNU MAS'UD RODIYALLOHUAN BAHWA ROSULULLOH SAW BERSABDA : BARANG SIAPA YANG MENINGGAL DALAM KEADAAN DIA BERDOA (BERIBADAH) KEPADA TANDINGAN BAGI ALLOH SWT PASTI DIA MASUK NERAKA (HR. AL-BUKHARI)

SUMBER : KITAB TAUHID : SYEKH MUHAMMAD BIN ABDUL WAHAB.




Ka Calung Heula


Calung teh hiji lembur nu aya di Desa Karangmulya Kec. Telukjambe Barat Karawang.

Mun urang rek ka Cariu bogor daerah pagunungan nu aya di Pakidulan tangtuna urang liwat  ka Kampung Calung heula. Lain harti urang anjog ka lembur eta neangan kamulyaan atawa neangan tempat pamujaan. Saperti urang hayang naek pangkat, jabatan jeung loba harta, lain eta nu dimaksud, maksud judul di luhur nyakitu lembur eta teh tempat liliwatan antara karawang- cariu bogor. Kumaha cenah mun ka tempat nu sejen  saperti lembur sejen, gunung, sagara, makam atawa nu di karamatkeun. Ieu ge jelas teu meunang, mun tujuan ka tempat eta hayang kamulyaan, beunghar, naek pangkat, jabatan, jodoh jeung rea-rea deui. Jelas, ceuk basa agama mah eta teh Musyrik. Sok komo datangna teh nedunan pamenta nurutkeun pituduh mistik atawa hal-hal nu nyangkut kana gerentes hate, ieu kaasup Syirik nu pang ageung-ageungna.Sabalikna mun urang nitah-nitah atawa mere support ka batur  nuju ka hiji tempat keur neangan sagala kahayang, eta oge musyrik, mun eta tempat  (nu teu disunnahkeun) dijadikeun hiji wasilah..

Aya oge tempat nu sunnah atawa kaasup wajib dituju ku urang di dunia sapagodos sareng anjuran Rosululloh SAW mung 3 (tilu) tempat, nyaeta : 

1). Masjidil Haram di Mekkah, 
2). Masjid Nabawi di Madinah
3). Sareng Masjid Al-Aqsho di Palestina.

Ka tempat-tempat nu sejen mah, dikorehan oge teu aya haditsna, aya oge ziarah ka makam memang dimeunangkeun, nanging teu ngajantenkeun tempat eta hiji wasilah keur neuangan kamulyaan, harta, jabatan, kadudukan atawa jodoh. Kitu deui mun ngajadikeun tempat-tempat dikaramatkeun ieu keur dipake tempat ibadah mah, dipahing eta mah "Haram", Tempat ibadah nu bener mah  nyaeta Masjid. Ulah aya istilah masjid dijeun kuburan (teu aya nu shalat) kuburan dijieun masjid (loba ngadoa jeung dzkir di kuburan). Ari  ziarah ka kuburan (makam) eta mah kenging, tapi ieu mah keur ngemutkeun umat kana pangbalikan ka Alloh SWT. Saumpama umat nu ieu ngajantenkeun wasilah kuburan jalma nu sholeh oge sapertos para ulama, wali atawa nabi nu di karamatkeun kanggo milarian kamulyaan, harta barana, kadudukan jrrd, jelas ieu oge bid'ah sareng musyrik. Sami we urang teu percanten kana kakawasaan (Takdir) Alloh SWT. Nyaeta nyaruakeun sifat mahluk sareng sifat Kholiq. cobi renungkeun bacaan taohid dina surat Al-Fatihah ayat 5 IYYAKANA BUDU WAIYYA KANASTA'IN nu hartosna " Mung ka anjeun abdi ibadah sareng mung ka anjeun abdi nyuhunkeun pitulung"nyakitu deui mun urang ngado'a langsung we ka Alloh  tanpa wasilah (perantara), pan ceuk Alloh oge " ASTAZIBLAKUM- nu hartosna Ngadoa ka kami, pasti ku kami dikobul.


Cag sakieu, Wassalam.